NONTONNEWS.COM - Marc Marquez meraih kemenangan pada Minggu ini, 1.050 hari setelah kemenangan sebelumnya, dan hanya berselang tujuh hari dari kemenangan terakhirnya. Setelah menyempurnakan akhir pekan yang gemilang di Motorland pada 1 September dengan pesan tegas “Aku kembali”, Marquez menambahkan kalimat yang dinanti pada 8 September di Misano: “Untuk bertahan.”
Di Aragón, Marquez membutuhkan waktu hampir 20 menit untuk mengatasi rintangan mentalnya dalam Sprint, dan kurang dari 42 menit untuk mengakhiri puasa kemenangannya selama lebih dari seribu hari. Di sana, Motorland memberikan pengalaman yang sempurna baginya, merasakan kembali dominasinya di kategori tertinggi, perasaan yang hampir terlupakan.
Namun di Misano, setelah akhir pekan yang penuh naik turun, hujan yang turun tiba-tiba membawa Marquez kembali membuktikan mengapa ia masih menjadi yang nomor satu. Dalam waktu empat menit, tiga lap, dan beberapa tikungan, Marquez mengatasi kekacauan yang diciptakan oleh cuaca dan situasi di lintasan.
Dalam kondisi yang penuh kekacauan akibat hujan pada lap keenam, Marc mengutip ungkapan legendaris dari José Saramago: "Kekacauan adalah sebuah tatanan yang belum terpecahkan." Dalam hujan, chaos melanda balapan, di mana tatanan yang dikuasai Desmosedici GP24 tiba-tiba sirna dalam hitungan menit.
Di tengah kekacauan itu, muncul sosok Marc Marquez yang mampu melewati Jack Miller, Brad Binder, Enea Bastianini, dan akhirnya Pecco Bagnaia, membuktikan dirinya sebagai penguasa di tengah hujan. “Aku mulai menekan, tapi tanpa mengambil risiko,” ujar Marc setelahnya. Meski begitu, hanya dia yang tahu seberapa besar risiko yang diambilnya.
Realitas menunjukkan bahwa hujan berakhir secepat datangnya, dan aspal kembali mengering dengan cepat. Di lap ke-13, Marquez mencatatkan waktu tercepat 1:31, dan dari sanalah dia melaju hingga memenangi balapan. Kemenangan tersebut tidak hanya datang dari hujan, melainkan juga dari kecepatan Marquez setelah lintasan kembali kering.
Ini menjadi klimaks dari performa yang sempat tertunda di sirkuit seperti Sachsenring, di mana ia finis kedua setelah akhir pekan penuh kekacauan, dan Red Bull Ring, di mana masalah kecil menghalanginya menunjukkan potensi penuh. Meski awal balapan di Misano tampak tak berpihak padanya, empat tetes hujan dari Fausto Gresini seolah membawa kekacauan yang merata bagi semua pembalap. Di situasi inilah Marquez tampil paling kuat.
Namun, Marc Marquez sendiri menyadari bahwa kemenangan dari kekacauan bisa diraih pada balapan tertentu, tapi untuk menjadi juara dunia, semua aspek harus berada dalam kendali sepanjang akhir pekan. Itulah teka-teki yang harus dia pecahkan untuk kembali menjadi juara dunia.