NONTONNEWS.COM - Israel baru-baru ini menyatakan keprihatinan mendalam atas insiden di mana pasukan militernya melukai dua prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang merupakan bagian dari pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon, UNIFIL. Pernyataan ini disampaikan oleh juru bicara militer Israel, Nadav Shoshani, seperti dilaporkan oleh Newsweek pada Sabtu (12/10/2024).
Shoshani menegaskan bahwa kejadian tersebut tidak disengaja, dan menyebut bahwa prajurit UNIFIL terluka akibat bentrokan antara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan kelompok Hizbullah di wilayah selatan Lebanon. Saat ini, IDF tengah melakukan investigasi komprehensif untuk mengungkap lebih lanjut tentang insiden tersebut.
Sebelumnya, IDF dilaporkan telah menembaki menara pengawas milik UNIFIL di Naqoura, kawasan perbatasan Lebanon-Israel, pada Kamis (10/11/2024) dini hari waktu setempat. Akibat serangan tersebut, dua prajurit TNI yang bertugas sebagai bagian dari UNIFIL, yaitu Pratu Eggy Arifiyanto dan Praka Nofrian Syah Putra, mengalami luka-luka dan langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Menurut laporan UNIFIL, insiden ini terjadi setelah dua ledakan menghantam menara pengawas mereka di Naqoura, yang disebabkan oleh tembakan dari tank IDF. Selain itu, serangan tersebut juga merusak pintu masuk bunker tempat pasukan UNIFIL berlindung, menghancurkan kendaraan, serta mengganggu sistem komunikasi.
Insiden ini memicu kecaman luas dari berbagai negara di dunia. Menteri Pertahanan Italia, Guido Crosetto, menyatakan bahwa serangan terhadap markas UNIFIL tersebut merupakan tindakan yang "tidak dapat diterima" dan bisa dianggap sebagai pelanggaran serius terhadap hukum militer internasional. Italia juga memanggil duta besar Israel untuk meminta penjelasan resmi terkait serangan tersebut.
Kementerian Luar Negeri Spanyol turut mengutuk keras tindakan IDF, menyebutnya sebagai pelanggaran berat terhadap hukum internasional. Sementara itu, pemimpin Irlandia, Simon Harris, mengecam keras serangan Israel terhadap fasilitas UNIFIL, menegaskan bahwa penembakan di sekitar pasukan penjaga perdamaian merupakan tindakan gegabah yang harus segera dihentikan.
Irlandia sendiri memiliki sekitar 370 tentara yang tergabung dalam misi penjaga perdamaian UNIFIL, menunjukkan betapa pentingnya keselamatan dan keamanan personel dalam menjalankan tugas perdamaian di wilayah konflik seperti Lebanon. Kecaman dari berbagai negara ini menunjukkan solidaritas internasional dalam upaya menjaga netralitas dan keamanan pasukan penjaga perdamaian PBB.